Kuliner Gunung Kidul, Mie Sepe feat Tempe Alakatak

Kuliner Khas Gunung Kidul – Mie Sepe
Mudik ke rumah orang tua di Semin, Gunung Kidul rasanya kurang komplit jika belum melihat kuliner satu ini tersaji di atas meja makan. Adalah Mie Sepe, atau mie ketela pohon yang memiliki tekstur kenyal dan putih pucat kadang kuning karena ekstrak kunyit, dan tentu saja tanpa bahan pengawet. Disajikan dengan potongan tempe benguk, atau orang kampung sini menyebutnya Tempe Alakatak.
Rasanya orisinil, tanpa banyak campuran bumbu, tapi nikmat sekali apalagi tambahan aroma daun jati sebagai pembungkus, serasa piknik di hutan jati.
Saya merekomendasikan jajanan pasar satu ini cocok disajikan pada rapat-rapat pemerintah guna mendukung Gerakan Hidup Sederhana, disamping terbuat dari ketela juga sudah mengalami modifikasi menjadi mie, jadi peserta rapat tidak mengalami kebosanan dengan telo manis. Nilai 10 dari saya sebagai pecinta kuliner tradisional.
Salam maknyos!

Pasca Kenaikan BBM, Tarif Sumber Kencono – Mira rata-rata naik Rp 2.000,-

Mira AC Tarif Biasa
Sabtu kemarin kami sekeluarga pulang kampung ke Klaten, rencananya sih menghadiri pernikahan teman Pusaka (Organta STAN Klaten). Sebenarnya rencana awal naik kereta Madiun Jaya, tapi sewaktu tiba di pintu masuk stasiun Madiun, abang tukang becaknya bilang kalau si Manja hari itu tidak narik, mogok atau rusak yang jadi penyebabnya (setelah dicek keesokan harinya ternyata tidak beroperasi sebulan), lalu akhirnya pilihan tertuju ke terminal Madiun.
Setelah menitipkan motor di parkir terminal (tarif sewa inap Rp 2.000/hari) kami meluncur ke dalam, sebelumnya membayar retribusi fasilitas terminal (Rp 200,-/orang) kami menunggu di area ngetem jalur Jogja – Solo. Kondisi saat itu lumayan ramai, karena banyak yang kecele di stasiun lalu berpindah ke terminal, beberapa diantaranya kami kenal karena sempat terlihat di stasiun. Moga-moga dapat tempat duduk, hanya itu yang bisa saya pikirkan, naik bis dengan membawa dua balita jika tidak dapat tempat duduk bakal susah.

Akhirnya bis datang, kali ini Mira. Alhamdulillah bis berhenti tepat di depan, ya pintu depan itu pas di depan kami berdiri menunggu. Setelah menunggu penumpang yang turun, saya bergegas naik duluan, dan aha! ada dua bangku kosong di belakang sopir. Alhamdulillah. Oh iya, perjalanan bis kali ini adalah trip pertama si bungsu dengan bis, yang biasanya naik kereta, kontan saja banyak komentar kagum yang keluar dari mulut cemprengnya. Hehe, lucu.
Bis akhirnya berjalan, tak berselang lama pak kondektur menagih uang karcis, istri memberinya uang Rp 50.000,- dengan memberi aba-aba Penggung sebagai tujuan, tetapi karena satu lain hal, kondektur menjelaskan kalau kali ini bis hanya sampai di Solo, lalu menyerahkan lembaran 2 karcis dan kembalian Rp 10.000,- yang artinya Rp 20.000,- per tempat duduk (balita gratis karena dipangku)
Dengan demikian, tarif untuk jurusan Madiun – Solo yang sebelumnya Rp 18.000,- menjadi Rp 20.000,- Saya sendiri kurang tahu untuk jurusan jarak jauh seperti Jogja – Surabaya, mungkin menjadi Rp 50.000,- Untuk jarak dekat sendiri, semisal Penggung – Solo yang dulunya Rp 4.000,- sekarang menjadi Rp 5.000,- Jadi kesimpulannya, tarif naik tetapi persentasenya tidak sampai 30%, berbeda dengan tarif bis malam AKAP yang katanya naik rata-rata 30%, kalau Pak Atim bilang, Rosalia Indah jurusan Solo – Purwokerto naik Rp 25.000,- Sing penting tekan, hehe.

Cara Mengetahui Nomor HP Sendiri All Operator

all operator
1. Cara Mengetahui Nomor TELKOMSEL (Simpati dan Kartu As)
Untuk Cek Nomor tekan *808# lalu Call
Untuk Cek Pulsa tekan *888# lalu Call
Untuk Daftar Paket Internet tekan *363# lalu Call
2. Cara Mengetahui Nomor XL (Axiata)
Untuk Cek Nomor tekan *123*7*3*1*1#
Call Center 817
Untuk Layanan yang lainnya bisa di cek di *123#
3. Cara Mengetahui Nomor INDOSAT (Mentari dan IM3)
Untuk Cek Nomor tekan *777*8#
Cek Pulsa dan Masa Aktif tekan *555#
Untuk Layanan Lain tekan *777#
4. Cara Mengetahui Nomor AXIS
Untuk Cek Nomor tekan *2#
Untuk Informasi Pulsa tekan *888#
5. Cara Mengetahui Nomor TRI
Untuk Cek Nomor tekan *998#
Untuk Daftar Paket Internet tekan *123#
Untuk Cek Pulsa tekan *123*8#
6. Cara Mengetahui Nomor SMART
Untuk Cek Nomor tekan *551#
7. Cara Mengetahui Nomor FREN
Untuk Cek Nomor ketik : STATUS lalu kirim ke 551
8. Cara Mengetahui Nomor CDMA
Gunakanlah HP CDMA dari Nokia
Pada Menu Home tekan *3001#12345#
Selanjutnya Pilih NAM1
Lalu pilih MOBILE ID NUMBER
Setelah
membaca Cara untuk lihat No HP Sendiri All Operator diatas, mudah2an
sobat udah bisa tau no hp sendiri dan bisa isi pulsa lagi he he
 

Cara Update Manual Avira Antivirus

Hal yang wajib dilakukan bagi pemilik pc & laptop bersistem operasi windows adalah memasang anti virus, karena OS inilah yang paling sering diserang virus. Dari sekian banyak antivirus yang free, saya menggunakan Avira Antivirus di laptop saya. Bagaimana antivirus gratis dapat memproteksi laptop saya? Tentu saja dengan teratur meng-update vdf-nya, gampangnya update antivirus.
Ada dua cara, online (laptop langsung terkoneksi dengan internet) dan manual (download dahulu update, baru diinstall manual). Untuk cara pertama cukup mudah, cukup modem dan paket internet, tinggal klik, tunggu beberapa menit, beres. Tapi untuk orang yang jaringan internetnya harus ke warnet dulu, ada beberapa tahap, yaitu:

  1. Buka halaman http://www.avira.com/en/download/product/avira-fusebundle-generator untuk mendownload avira fusebundle generator.
  2. Setelah selesai, ekstrak file hasil download tadi.
  3. Dobel klik fusebundle.exe untuk menjalankan program downloader update antivirus. Jika jaringan terkoneksi melalui proxy, ubah setting proxy pada fusebundle.conf (buka menggunakan notepad). Pada proses ini akan muncul jendela cmd, dengan dialog proses download berserta persentasenya dan terbentuk folder install yang mana nantinya akan menjadi tempat menyimpan file vdf_fusebundle.zip yang akan digunakan untuk mengupdate antivirus.
  4. Setelah selesai 100%, buka antivirus, klik menu Update dan pilih Manual Update 
  5. Pilih vdf_fusebundle.zip yang terdapat di folder install tadi (proses nomer 3)
  6. Tunggu antivirus menjalankan tugas update manualnya hingga selesai.

 Gampang to?

Karena orang miskin hanya bisa bermimpi

Bejita
Agak gimana gitu ketika saya membaca berita yang dibagikan seorang kawan saya di media sosial hari ini, tentang seorang menteri yang berkomentar masalah nasib orang miskin pasca kenaikan harga BBM. “Karena orang miskin, jangankan konsumsi BBM, untuk punya kendaraan pun bagi mereka hanya mimpi” begitu kutip media berita tersebut.

Saya tidak ingin berkomentar tentang tetek bengek multiplier effect kenaikan bahan bakar, atau bagaimana menderitanya golongan di bawah nol alias minus dengan kebijakan yang dibilang tidak pro rakyat oleh banyak pihak ini, atau golongan pendukung yang mengamini apapun kebijakan idolanya, saya tidak mau mengomentarinya.
Seperti judul di atas, pernyataan pak menteri memang benar. Lho? Iya, memang benar adanya. Kenapa saya bisa berkata seperti ini? Karena dulu ketika Gusti Allah masih menguji keluarga kami dengan hidup miskin seadanya, untuk sekedar membayar SPP bulanan yang ribuan saja sulit, belum lagi jika kami tiga bersaudara harus membeli buku baru, LKS, atau seragam baru bersama-sama. Timing yang pas untuk ngutang, itulah yang biasa simbok atau bapak lakukan kalau sudah menghadapi posisi seperti ini. Bagaimana pun, bapak yang menjalani profesi sebagai pengusaha genteng dengan dibantu simbok, pun itu masih nyambi jadi buruh panggilan di usaha yang sama, yang modalnya dari hasil ngebon BRI Unit Karanganom II.

Mimpi, itulah yang sering kami lakukan ketika melihat teman-teman sebaya yang orang tuanya mampi, memiliki sepeda atau mainan baru sembari ngulu idu, pengen. Begitu pula saya tidak pernah membayangkan akhirnya bisa memiliki si MX, si Corro dan rumah di Madiun yang kami peroleh dengan hasil keringat sendiri, karena komitmen saya, orang tua saya dulu sudah rekoso menjadikan anaknya sampai begini, masa masih ngrekasakne wong tuwo?

Mempunyai mimpi tidaklah sepenuhnya salah, bahkan aneh kalau ada yang tidak punya mimpi karena semua berawal dari mimpi, begitu kata motivator. So? Mari kita bermimpi, DREAM ON!

Pasca kenaikan BBM, akankah Madiun Jaya menaikkan tarif?

Tiket Madiun Jaya Klaten – Madiun
Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) harga tiket kereta Madiun Jaya jurusan Klaten – Madiun ini kami beli sebulan yang lalu selepas mudik ke Klaten dan Semin, Gunung Kidul. Berhubung status PTKP saya K/2, otomatis saya harus membayar tiket untuk empat orang, bayi dihitung penuh agar bisa duduk, dan tidak ada tiket berdiri, walaupun pada kenyataannya setiap kami naik dari Stasiun Klaten banyak penumpang jurusan Solo yang berdiri atau duduk mengambil jatah tempat duduk kami.
Rp 40.000,- (empat puluh ribu rupiah) adalah harga tiket sebelum kenaikan harga BBM, dan kabarnya subsidi kereta api ekonomi jarak jauh yang akan dicabut. Yang menjadi pertanyaan saya adalah, akankah harga tersebut akan disesuaikan oleh PT Kereta Api, seperti moda angkutan darat lain yang kemarin melakukan mogok nasional menolak kenaikan BBM ini, sebelum harga jasa mereka juga disesuaikan dengan persentase yang hampir sama atau lebih dari kenaikan bahan bakarnya.

Akan menjadi sebuah kegalauan nampaknya jika DAOP Madiun tetap mempertahankan besaran harga tiket ini di angka tersebut. Apa kata? Dahulu awal kereta ini beroperasi, ada dua jenis kereta Manja ini, yaitu Manja Non AC dan Manja AC, harga terpaut separuh jika tidak salah ingat. Tetapi lambat laun, kereta non ac tidak bisa beroperasi, dengar-dengar penghasilan tiket tidak bisa menutup biaya operasional kedua kereta tersebut, sehingga harus merelakan shutdown salah satu kereta, tentunya yang non ac, yang pendapatannya setengah lebih kecil dari pada kereta ac.
Jika memang akan dinaikkan, kapan? Belum lagi pelayanan yang seimbang dengan harga perlu juga dipikirkan. Beberapa kali kami naiki, apalagi ketika balik ke Madiun, sering kami jumpai dan alami, kereta ini manjanya minta ampun, sesuai namanya kali ya. Manja di jalan, suka berhenti tidak pada tempatnya, seperti anak kecil yang tiba-tiba berhenti karena capai berjalan terus minta digendong orang tuanya. Ya, Manja AC sering berhenti lansir di stasiun-stasiun kecil demi mendahulukan kereta api jarak jauh, padahal di tiket tertera kelas bisnis. Belum lagi jika terlambat kedatangannya, waktu yang harusnya terjadwal 3,5 jam sampai di Madiun, bisa menjadi 4 sampai 4,5 jam. Hampir tengah malam.
Kami hanya bisa berharap, moda transportasi ini agar lebih baik lagi, no delay and no lelet, that’s all. Terus kenapa tidak milih transportasi yang lain, bis misalnya. Ah, itu kayanya yang lebih tepat dijawab oleh istri saya yang suka mabok, apalagi naik Sumber Kencono, heuheuheu.

Subsidi nikah buat para jomblo

subsidi jomblo

Setelah dua hari menikmati harga baru BBM, terlibatlah dua insan, sebut saja Margono dan Gondes, dalam sebuah perbincangan di sebuah angkringan di depan Bank Jateng Karanganyar.

“Ndes, hatiku galau” keluh Margono sinambi nyruput teh jahe panas favoritnya.

“Ada apa dimas, kok sajaknya hatimu galau sangat?” sambut Gondes sembari nyokot tahu bakso plus ngletus lombok.

“BBM mundak, piye janjiku karo calon morotuoku ya? Mumet tenan iki”

“Dipikir ro ngombe teh jahe sik, kene tak rewangi mikir. Sebagai pren, aku selalu di sampingmu, masio mung nang angkringan, hehehe”



“Begini nak, yen BBM mundak, otomatis rego-rego liyane ya mundhak. Lha yen opo-opo mundhak, berarti kebutuhan nikahku yo mundhak to? Gek tabunganku ki mung cukup nggo prognosa resepsi akad lan tetek bengeknya sebelum ada kenaikan ini. Piye yo ndes? Mosok aku harus menunda menghalalkan hubunganku? Selak ngakik nyaiiii”

“Lha dalah, kowe? Meh rabi? Ciyus? Kapan pacarane???”

“Pacaran? Ta’aruf yo ndes! Wis ra jaman saiki pacaran, dosa! Udu muhrim, ngono kae jare pak ustadz. Makane suk melu aku ngaji, men isoh ta’aruf, hehe” sanggah Margono klecam-klecem.

“Keren kowe gon, aku ae durung wani rabi, rung mapan. Bojoku ngko arep tak pakani opo?”

“Hehe, tenang ndes. Banyak jalan menuju roma, tidak ada rotan akarpun jadi. Ra duwe modal utang pun jadi, haha”

“Seandainya subsidi BBM yang katanya dialihkan itu, diambil 700 miliar ae alias 1% seko total subsidi nggo nyubsidi jomblo modal rabi nang KUA mesti keren yo gon, pirang jomblo ae kuwi le ketulung seko maksiat berdua-duaan dengan yang bukan muhrimnya?”

“Wah, njanur gunung ndes, utekmu rodo mlethik” sergah Margono.

“Aku kok dhi….., hahaha” sahut Gondes bangga.

“Sik sik… yen dipikir-pikir idemu iki mathuk kok ndes, jare pak ustadz yen rakyat negoro kuwi podo ngibadah ra kakean dosa, bakal dianugrahi Gusti Allah keberkahan, gemah ripah loh jinawi. Masuk… masuk…” Margono manthuk-manthuk.

“Lha terus saiki piye nasib janjimu kuwi mau? Opo tak utangi? Ngene-ngene aku yo duwe tabungan cukup nggo urip seminggu ngarep, mbok jilih separo yo gapopo, kita kan pren!”

“Ra sah nganti ngono ndes, koyo sing tak omongke nang nduwur mau, banyak jalan menuju roma. Yen nggo tujuan apik, ngibadah opo meneh, mesti Gusti Allah maringi dalan, aku yakin kuwi!” kata Margono sembari mengepalkan tangannya.

“Ora sia-sia awakmu le kekancan karo aku sak prene gon, ketularan semboyan uripku.”

“Emange semboyan uripmu opo?”

“Dipikir karo ngangkring! hahaha”

“Wahaha, iyooo masuk…”

Hujan masih malu-malu meneteskan airnya, malampun masih dingin, dan trotoarpun masih dicungkili lantainya. Komplek alun-alun Karanganyar sedang ada proyek renovasi.

Jreng.. Pertamax turun harga 300 repes

BBM Naik Rp 2.000,-

Pagi tadi akhirnya kulanjutkan kebiasaan perjalananku mengarungi tiga kabupaten, 2 propinsi dan sebuah gunung. Tak lupa pula kumampirkan motorku buat sekedar minum nutrisi biar sehat selama perjalanan. Kupilihlah SPBU di daerah Takeran, terlihat didepanku ada antrian 3 motor di area antrian pertamax.
Tumben, pikirku menanyakan sekaligus menguatkan keraguanku, apa benar mereka mau beli pertamax? Kulihat petugas SPBU mengapit nozzle kuning, bukan biru. Oh, barangkali saking antrinya maka dibolehin ngantri premium di area pertamax.

Setelah 3 motor di depan selesai, tibalah giliranku. Setelah kukatakan berapa rupiah bbm yang kubeli, baru ngeh kalau display harga sudah berubah dari yang minggu lalu 11.100 sekarang menjadi 10.800. yak turun 300 repes, setelah berpikir wajar sih, kan memang harga minyak dunia katanya lagi turun pada titik terendah.
Kutengok disebelah kiri display pertamax, saudaranya premium, kok ada yang aneh. Benarkah angkanya 8.500? kok bukan 6.500 seperti biasa, pikirku bertanya-tanya. Spontan otakku menjawab, oh.. rencana pencabutan subsidi bbm rupanya sudah diketok. Dan ternyata memang benar sesampai di kantor ramai dibicarakan kenaikan ini, maklumlah 3 hari ini saya kudet.
Jadi harga pertamax turun 300 karena harga minyak mentah dunia lagi turun, sementara premium dan solar naik 2.000 karena mengamankan APBN begitu berita-berita yang saya baca di timeline teman-teman yang dibagi via sosmed.
Pikirku pun melayang, tiba-tiba teringat orang tua di rumah, seolah-olah mengomando untuk menaikkan jatah kiriman bulan depan. Saatnya berhemat.

Inflasi pada tarif bus Sumber Kencono & Mira

karcis bus Mira

Pagi ini saya menjalani sesuatu yang tidak biasanya, jika biasanya saya berangkat menuju Karanganyar dari Madiun dengan membonceng si Jupiter MX 2011 yang saya beli seken itu, kali ini saya membonceng tentara NICA bus Mira. Jika biasanya saya bisa lebih santai berangkat jam 05:30, maka kali ini saya harus berangkat lebih pagi, yaitu jam 04:00 lebih atau setelah shalat subuh.
Sesampainya di ring road Madiun dengan motor kesayangan itu buat dititipkan (tarif penitipannya Rp 3.000,- per hari) saya menunggu bus jurusan Surabaya – Yogyakarta melintas, biasanya Sumber Selamat/ Sugeng Rahayu (dulunya Sumber Bencono Kencono) atau Mira, keduanya sekarang sudah dilengkapi dengan pendingin udara walaupun tarifnya tetap ekonomi, terlihat tulisan “AC tarif Biasa”.


Kali ini saya beruntung, bis yang menjemput saya adalah Mira, alhamdulillahnya juga sepi jadi bisa duduk di baris kedua belakang pak sopir. Jika saya naik bis SBY-Jogja ini saya cenderung enggan atau anti duduk di 2 posisi, paling depan atau paling belakang, ora enak blas. Di depan ada rasa was-was kalau pas lagi ngebut, di belakang rasanya seperti diaduk-aduk. Sebetulnya paling nyaman itu di tengah yang bangku 2, tapi karena antisipasi kalau-kalau nanti bisnya sesak penumpang jadi biar gampang turunnya.
Beberapa saat setelah duduk, pak kondektur menagih karcis, saya serahkan uang Rp 20.000 dengan menyebutkan tujuan, Palur, kemudian saya dikasih selembar uang Rp 2.000 dan kertas karcis. Satu-dua tahun lalu, saya masih ingat tarif ongkos bis-bis ini untuk Madiun – Solo itu Rp 12.000,- tapi sekarang sudah Rp 18.000,- jadi kesimpulannya naik Rp 6.000 atau 50% selama dua tahun ini.
Kalau begitu jadi mikir, jika nanti pemerintahan yang sekarang berkuasa benar-benar jadi menaikkan harga BBM dengan dalih mengurangi subsidi demi mencegah APBN jebol, kira-kira ongkosnya jadi berapa ya? Hmmm… #TolakBBMNaik