Membuat buletin sholat ied sederhana dengan scribus

Membuat buletin sholat ied sederhana dengan scribus
Seperti yang sudah kami post di awal-awal bikin blog ini dulu, tentang bagaimana membuat buletin sederhana khusus ketika sholat jumat tentunya dengan menggunakan software open source scribus. Sama sebetulnya, hanya bedanya kali ini saya lampirkan hasil belajar mandiri saya berupa file berekstensi .sla.
Sebenarnya tujuan awal pembuatan buletin ini adalah untuk memberikan laporan keuangan gerakan “Rantau Bakti Kampung” yang sudah berjalan sekitar 2 tahunan ini, mulai dari pemberian bantuan uang masuk sekolah, pembuatan lampu penerangan jalan dan lain-lain. Dan dengan pertimbangan bahwa momen sholat ied adalah waktu sebagian perantauan berkumpul serentak, kenapa tidak dibarengkan saja?
Dan akhirnya seperti inilah hasilnya, penggabungan artikel hikmah dan tanya jawab yang kami dapat di internet, karena minimnya ilmu kami, tentunya lebih aman mengambil ilmu ulama yang sudah terbukti kualitas keilmuannya. Bukan begitu?
Resepnya:
Jurus yang digunakan pun sederhana, dengan menggunakan wizard awal
ketika membuka program (new document), memilih 1 halaman kosong (single page) ukuran
kertas A4 landscape dengan diberi settingan 3 kolom, dengan gap yang
disesuaikan dengan selera.  

Jurus wajib adalah insert text frame, dimana akan kita isi text atau tulisan artikel kita nanti, klik dan tarik menyusuri kolom yang sudah terpola (saya membuat 1 lembar bolak balik masing-masing 3 kolom atau total 6 halaman, halaman satu mulai paling kanan)

karena 2 halaman, maka harus ditambah 1 halaman lagi dengan menyalin halaman yang ada, dengan jurus Page – Copy, maka akan muncul jendela seperti di atas

Jurus ketiga adalah memberi tulisan, caranya klik kanan text frame yang sudah dibuat tadi, pilih Get Text, atau Edit Text sesuai kebutuhan

Nah, karena text frame pada halaman satu cuma sak uprit yang mengakibatkan artikel terpotong, dan text frame di halaman kedua belum nyambung, maka perlu dibuatkan text link nya. Jurusnya, klik text frame halaman 1 lalu klik pada Item – Link Text Frame

Membuat buletin sholat ied sederhana dengan scribus
Seperti inilah hasilnya, dua text frame yang sudah memiliki link. Tanda garis panah hitam adalah hubungan 2 text frame, yang bisa dimunculkan di toolbar view.

Selanjutnya kita tinggal berimprovisasi saja, menggunakan insert text frame (T) insert image frame (I) dan edit text, penambahan garis atau polygon serta beberapa imajinasi.
Hasilnya bisa dilihat di link berikut: https://goo.gl/h0amTl
Penulis menggunakan Scribus 1.4.3 Portable, Merdesa!

Tutorial membuat peta desa online dengan ZeeMaps

tutorial membuat peta desa online | margondes.com
Peta Desa – http://jurangjero.desa.id

Sebagai salah seorang pengelola web desa Jurangjero, secara pribadi saya ingin dunia mengetahui letak-letak dusun atau dukuh dengan mudah agar lebih dikenal luas. Hal yang spontan terlintas adalah dengan menggunakan peta, tentu saja langsung teringat google maps. Tapi setelah dilihat detail peta google, masih banyak dusun yang belum dipajang, yang ada hanya sampai tingkat desa saja, itupun banyak venue yang saya pikir banyak yang meleset.


Peta 1: tampilan default peta Desa Jurangjero di google maps

 
Setelah googling sana sini, akhirnya pilihan tertuju ke ZeeMaps, aplikasi pembuat peta online, gratis lagi. Toolnya pun boleh dibilang user friendly untuk ukuran saya yang baru pertama kali mencoba aplikasi ini.
Pertama-tama baca basmalah, lalu masuk ke zeemaps.com saya sarankan login atau register menggunakan email (tidak perlu aktifasi) lalu pilih menu Create New Map pada front page web tersebut maka akan muncul dialog seperti ini.

tutorial membuat peta desa online | margondes.com
Create new map

Isi judul peta, deskripsi dan yang terpenting adalah lokasi awal, dalam hal ini saya isikan dengan alamat desa Jurangjero, kecamatan Karanganom, dan kabupaten Klaten, kemudian klik Create yang akan menunjukkan peta google dari desa Jurangjero tanpa batas wilayah alias polos. Nah, langkah selanjutnya adalah menambahkan batas wilayah desa dan wilayah pedusunan.
Untuk menambah batas wilayah desa, gunakan menu: Additions -> Highlight region -> Polygon
Karena hanya sebatas batas, isi polygon saya biarkan no fill, hanya garis polygon saja yang diberi warna.

tutorial membuat peta desa online | margondes.com
Menambah batas wilayah desa

Klik submit, lalu klik per klik sepanjang batas desa. Jika belum mengetahui batas desa secara detail, bisa menggunakan referensi google map yang dibuka langsung dari google.com/map seperti pada peta nomor 1 di atas sehingga menjadi:

tutorial membuat peta desa online | margondes.com
Peta yang sudah memiliki batas wilayah desa

Batas desa sudah dibuat, selanjutnya membuat batas wilayah pedusunan/ pedukuhan. Dalam contoh saya buat batas wilayah pedusunan Dukuh Bungkusan. Menu yang digunakan masih sama, yaitu Additions -> Highlight region -> Polygon. Kali ini saya memilih untuk memberi isian warna di tengah garis batas.

tutorial membuat peta desa online | margondes.com
Menambah wilayah pedusunan

Klik submit, lalu klik batas-batas dusun sampai terbentuk polygon daerah dusun seperti gambar di bawah ini

tutorial membuat peta desa online | margondes.com
Wilayah Dukuh Bungkusan

Ulangi langkah ini untuk setiap pedusunan/ pedukuhan yang ada, apabila perlu buat untuk setiap gedung atau tempat penting semisal sekolah atau gedung desa.
Langkah terakhir adalah menyematkan penanda (marker) ke dalam area yang sudah diberi batas tadi dengan menggunakan menu Additions -> Add Marker, kali ini saya menggunakan pilihan simple marker.

tutorial membuat peta desa online | margondes.com
Menambah marker

Isi keterangan judul dan lokasi, tentukan lokasi marker dengan klik -> Click on Map Location, maka setelah submit akan muncul marker merah yang jika dilik keluar keterangan seperti ini:

tutorial membuat peta desa online | margondes.com
Marker dengan keterangan

Setelah semua daerah dusun diberi batas, jika ingin memasang di web atau sekedar membaginya maka tinggal klik menu print or share (untuk versi akun gratis hanya bisa share) Untuk hasilnya bisa anda lihat web Desa Jurangjero, seperti di bawah ini

Peta 2: Peta Desa Jurangjero online

Selamat berkarya, merdesa!

 

Online-kan desamu, ikuti program web #1000desa GRATIS!

salah satu fasilitator web #1000desa
Berawal dari sebuah acara NgoPi (ngobrol pintar) kata dulu yang punya hajat, di de-Klop minicafe Madiun saya jadi mendapat wawasan baru, bahwa desa itu ternyata bisa eksis dan ngga ndeso. Kok bisa? Ya bisa, bayangkan jika kita di tengah sawah yang terletak di bawah kaki gunung nenteng laptop, hidupkan wireless, eh ternyata ada hotspot yang terdeteksi. Hebat kan? Kalau kata saya, itu emejing! super sekali! Mungkin itulah kekaguman saya terhadap sebuah desa di lereng Gunung Slamet sana, desa Melung namanya, yang mempunyai kades versi 2.0, Pak Budi Ragiel.
Tapi saya tidak akan membahas hostpot sawah ini, tapi web desa. Kenapa web desa? Karena dengannya kita bisa menginformasikan potensi dan kabar desa kita sendiri, tidak melulu menjadi konsumen berita, kita juga bisa jadi pembuat berita. Hebat kan? Mungkin itu ide awalnya, bisa jadi ada ide lain, saya lupa detil presentasi yang dibawakan oleh mas Yossy dan pak Budi waktu itu.
Lalu kenapa bisa gratis?
Jadi dalam laman web-nya 1000desa.web.id dalam peluncuran program 1000 web desa dikatakan:

program 1000 web desa merupakan kerja kolaborasi banyak pihak untuk
mendukung pengarusutamaan isu perdesaan di Indonesia. Pandi sebagai
lembaga pengelola domain menggratiskan penggunaan domain desa.id selama
satu tahun bagi desa-desa yang ingin membuat website.

Yak, satu tahun gratis, lumayan kan? Walaupun harga domain desa.id ini sebenarnya cukup murah, di resellernya sekitar Rp 55.000,- (include PPN) selama setahun. Tapi yang namanya produk baru itu mungkin perlu dikasih stimulus, apalagi berhadapan dengan instansi yang, ya.. boleh dikatakan memiliki sumber pendanaan terbatas, tidak seperti kecamatan ke atasnya. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana membangun sebuah desa bisa mendunia dan melek teknologi.

Indonesia memiliki keragaman budaya yang tersebar di desa-desa. Bila
desa bisa menyebarluaskan informasi dari wilayahnya, maka konten
internet Indonesia sangat kaya dan unik

Penggagas program 1000 web desa gratis mengajak seluruh kalangan yang
memiliki perhatian pada isu perdesaan untuk menjadi mitra kerja untuk
mewujudkan desa melek teknologi informasi.

Tidak ada salahnya mencoba, toh gratis hehehe. Dan saya sudah mencobanya, dengan bermodal kertas permohonan bertandatangan kepala desa, dan sedikit bantuan pak Bayan, desa kita sudah bisa online, terima kasih untuk om Yossep dengan openmadiun-nya yang memfasilitasi program ini, termasuk hosting IIX-nya, dan dermawans yang sudah mendonasikan sebagian rejekinya untuk menyewakan ruang. Semoga amalnya dibalas Alloh dengan rejeki yang lebih dan barokah, aamiin.
So, tunggu apalagi? Jika anda memiliki perhatian yang lebih untuk kemajuan desa anda, segera hubungi aparat desa setempat dan infokan program ini, Semangat!

Membuat bulletin jumat sederhana dengan Scribus

Latar Belakang 


Awal mula keinginan pembuatan media bulletin jumat ini bermula ketika saya dimutasikan untuk bertugas di Karanganyar, Jawa Tengah, yang kebetulan hanya sekitar satu jam perjalanan dari kampung halaman di Klaten. Semua berawal pas kebetulan waktu itu ramadhan 2013 yang lalu, dimana situasi dan kondisi masjid yang masih ala kadarnya, tanpa adanya susunan pengurus yang jelas. Singkat kata setelah inisiatif bersama, maka dibentuklah wadah sederhana takmir masjid, dan kebetulan saya didapuk menjadi Seksi Kegiatan bersama teman sepermainan saya, Bejo – bukan nama sebenarnya-, dan dirasa masjid ini perlu suatu media pembelajaran umat yang cocok untuk kondisi saat ini, yaitu bulletin atau majalah dinding.

Tetapi aplikasi apa yang halal yang bisa dipakai untuk membuat proyek kami ini? Seraya mengingat-ingat apa yang pernah disharingkan oleh salah seorang rekan di Komunitas Linux Madiun, mas Henry yang secara tidak langsung kurang lebih, “Bagaimana bisa dakwah untuk mengajak orang menuju kebenaran tapi dilakukan dengan program bajakan?” Dan akhirnya saya teringat aplikasi open source ini.

Bahan-bahan
  • Aplikasi penerbitan Scribus
Kebetulan aplikasi Scribus ini open source, jadi ga butuh crack atau serial number, dan lintas OS juga, baik Windows, Linux ataupun MacOS. Versi portablenya juga bisa diunduh di sini: http://kambing.ui.ac.id/portableapps/Scribus%20Portable/
  • Artikel menarik dan niat yang tulus

Bisa dicari di google atau dari buku-buku perpustakaan, untuk niat kembali ke hati masing-masing.

Cara Meracik

Terus terang ini kali pertama saya membuat bulletin dengan bantuan Scribus, sehingga mau tak mau kudu gugling juga cara pengerjaannya. Dan kebetulan juga saya ini seorang yang bertipe belajar visual (kata istri & seorang Widyaiswara) maka saya mencarinya di Youtube. Dan inilah video tutorial yang saya pakai sebagai referensi pembuatan bulletin jumat edisi pertama masjid Al Hidayah.

Dan kebetulan juga buletin yang saya buat itu berlipat tiga, jadi hampir seluruhnya saya mencontoh tutorial di atas. Sekian dan selamat mencoba. Salam open source.