Tes konsumsi BBM Honda Beat FI part 2

Tes konsumsi BBM Honda Beat FI
Bangjo Sawit
Setelah kemarin berhasil melakukan tes konsumsi BBM Honda Beat injeksi via Gunung Lawu, maka sekarang saya bagi hasil tes yang sama tetapi dengan medan berbeda. Jika kemarin medan yang dilalui sepertiganya didominasi tanjakan dan turunan Gunung Lawu, maka sekarang didominasi trek lurus dan mulus Karanganyar – Klaten PP. 
Variabel masih tetap sama, single touring hanya sekali saya pakai boncengan dengan bapak ke apotek, dengan bobot 55 kg (saya) dan kurleb 50 kg (bapak) serta cuaca dua hari terakhir yang kebanyakan hanya berawan, hujan sebentar di Karanganyar, selebihnya hanya mendung.
Tes konsumsi BBM Honda Beat FI
Awal: 6.230,9 km
Posisi awal adalah posisi akhir pengisian tes sebelumnya.
Tes konsumsi BBM Honda Beat FI
Akhir: 6.378,6 km
Posisi akhir saya ambil ketika pengisian pertamax di SPBU Delanggu, kali ini mbak petugas melakukan pengisian dengan pas, tidak sampai muncrat apalagi ndlewer, saya lihat di mesin pompa tertera 2,75 liter.

Total konsumsi: (6.378,6 – 6.230,9)/2,75 = 53,71 km/liter

Perbandingan
jalan gunung: 51,76 km/liter
jalan datar: 53,71 km/liter
Hasil perbandingannya hanya selisih sekitar 2 km lebih irit jika melewati jalan datar.

Tes konsumsi BBM Honda Beat FI via Gunung Lawu

Konsumsi BBM Honda Beat FI
Gunung Lawu yang berkabut
Mumpung yang punya motor lagi liburan nganterin keponakan jalan-jalan ke Tangerang, akhirnya Beat FI tahun 2014 saya pinjam sementara waktu guna dilakukan test drive. Untuk pertama kali yang saya tes yaitu “konsumsi BBM”. Metode pengetesan yang dipakai seperti biasa, saya isi full tank, saya pakai jalan, terus saya isi full tank lagi, baru saya bandingkan konsumsi BBM kilometer per liternya.

Variabel pengetesan:

  • Untuk BBM saya isi dengan pertamax di SPBU Popongan Karanganyar (isi awal dan akhir)
  • Jalur pengetesan adalah jalur mudik Karanganyar – Madiun pp, via Tawangmangu, Gunung Lawu, dan Telaga Sarangan. Komplit, ada track lurus, berkelok-kelok, tanjakan dan turunan. 
  • Riding style campuran, lambat pelan, stabil di speed 70 km/jam.
  • Cuaca awal tes (jumat malam) berawan tapi tidak sampai hujan, suhu dingin dan berkabut seperti biasa di puncak Lawu
  • Cuaca akhir tes (senin pagi) Madiun – Sarangan cerah berawan, sesampai di Puncak Lawu gerimis sedikit dan berkabut, selebihnya cerah berawan.
  • Penunjuk jarak saya mengandalkan odometer motor, kelupaan ngidupin gps :malus

Hasil pengukuran:

  • Posisi km awal 6.230,9 km, terus isi pertamax full tank
  • Posisi km akhir 6075,6 km, terus isi pertamax full tank
  • Total pengisian terakhir 3 liter lebih sedikit, saya bulatkan jadi 3 liter karena mbak petugasnya masih magang ngisinya sampe mbludhak.
  • posisi akhir tes konsumsi BBM honda beat
    posisi akhir tes konsumsi BBM honda beat
    posisi awal tes konsumsi BBM honda beat
    posisi awal tes konsumsi BBM honda beat
  •  Didapat angka: (6.230,9 – 6075,6)km/3 liter = 51,76 km/liter

Kesimpulan:

Konsumsi BBM Honda Beat FI tahun 2014 sebanyak 51,76 km/liter

Pengalaman membuktikan, catatan seorang tukang tambal ban

Pak Mustofa namanya, bapak yang mengaku sudah menekuni dunia pertambalan ban selama 10 tahunan  ini, begitu bersemangatnya menjelaskan cara-cara menambal ban yang benar dan awet. Bagaimana dia mengkritik tukang-tukang tambal ban amatiran yang asal-asalan dalam menambal kebocoran ban. “Menambal juga butuh pengalaman, ada ilmunya, jika asal-asalan tiga hari bisa bocor lagi” begitu kritiknya.

Pak Mustofa mungkin adalah cermin seseorang yang mencintai pekerjaannya sepenuh hati, dia tidak ingin mengecewakan pelanggannya dengan kualitas kerja yang ecek-ecek dan sak-sak’e. Mungkin itulah salah satu caranya agar profesi tukang tambal ban bisa dihargai.
Saya jadi ingat bagaimana dulu merasakan harus menuntun sepeda motor saya sejauh dua kiloan meter untuk mencari jasa tukang ban yang masih buka malam hari. Bagaimana saat itu orang seprofesi dengan Pak Mustofa ini menjadi orang nomer satu yang saya cari. Mungkin jika harus membayar 50.000 pun kami mau saat itu, pun begitu mereka tetap menjaga kode etik tukang tambal ban. Dan sekarang pasca kenaikan BBM, Pak Mustofa memasang tarif tambal ban Rp 7.000,- untuk tambal pres biasa dan Rp 10.000,- untuk tambal ban tubeless. Dia juga menyinggung rekan-rekan seprofesinya yang sudah memasang tarif lebih tinggi antara 8.000-10.000, tapi dia berani menjamin pengalamannya lebih bisa diunggulkan.
Jika anda biker yang kebetulan mengalami kebocoran ban, atau sekedar menambah angin di Kota Karanganyar, anda bisa meminjam jasa Pak Mustofa, tepatnya di depan Toserba Mitra, jika disitu ada becak kompressor, maka dialah Pak Mustofa. Salam biker, merdesa!

Menrabas indahnya alam Gunung Lawu

indahnya alam Gunung Lawu
Pelit rasanya jika keindahan alam sekitar Gunung Lawu yang menjadi jalur solo touring mingguan saya, tidak saya bagi ke seluruh netizen di dunia. Setidaknya bisa mengurangi dahaga akan hijaunya alam Indonesia yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem karto raharjo. Oh ya, foto-foto ini saya ambil tadi pagi sewaktu berangkat dari Madiun menuju Karanganyar via jalur alternatif Ngariboyo – Plaosan Magetan.
indahnya alam Gunung Lawu
indahnya alam Gunung Lawu
Foto di atas saya ambil di jalanan Desa Buluharjo, sebelum Pasar Plaosan letaknya masih di bawah Gunung Lawu.
indahnya alam Gunung Lawu
Jalan tanjakan ini biasa disebut Ngerong, jalur lama menuju Telaga Sarangan, setelah tikungan akan ada tanjakan sampai 45°, kadang masuk gigi dua sudah cukup, jika kurang awalan harus oper gigi satu.
indahnya alam Gunung Lawu
Masih satu dengan jalur Ngerong, tapi sudah mendekati Telaga Sarangan. Jalanan lumayan mulus, cuma beberapa waktu lalu ada lubang sedikit karena hujan pertama kali, sekarang sudah ditambal. Terima kasih pajak.
indahnya alam Gunung Lawu
indahnya alam Gunung Lawu
Kedua foto di atas adalah awal dan akhir pertemuan dua jalur lama dan baru yang lebih lebar dan landai. Saya sering belok kiri, karena lebih cepat, dengan konsekuensi jalan kecil dan menanjak jika naik, dan menurun tajam jika turun.
indahnya alam Gunung Lawu
Foto di atas juga merupakan cabang jalur lama dan baru (kiri). Sekarang jalur lama sudah diberi tiang portal sehingga mobil sudah tidak bisa lewat lagi. Di jalur lama inilah biasanya dijadikan tempat menyepi muda-mudi. Jangan ditiru ya, dilarang mendekati zina!
indahnya alam Gunung Lawu
indahnya alam Gunung Lawu
Jalur ini adalah jalur terlebar menurut saya yang sering lewat jalur lama, kebanyakan sempit. Dan tentu saja jalur paling dingin hawanya, baik pagi, siang apalagi malam. Jika hujan, ada satu titik genangan, hati-hati jika tidak ingin berbasah ria dengan air yang duingiiiin. Saya pernah lho, kena air cipratan mobil lewat, kena hape pula T_T
Oh ya, jalur ini sudah dua bulanan memiliki lampu penerangan, jadi kalau malam sudah tidak gelap-gelapan lagi. Terima kasih pajak.
indahnya alam Gunung Lawu
Inilah puncak Cemoro Sewu, pintu masuk jalur pendakian di sisi Magetan. Kemarin pas malam satu suro di sini rame banget yang mau mendaki, nyari apa ya?
Dan tentu saja di seberang jalan anda akan temui kebun-kebun stroberi, maaf tidak sempat foto, yang bisa dipetik sendiri. Tentu saja mbayar.
indahnya alam Gunung Lawu
indahnya alam Gunung Lawu
indahnya alam Gunung Lawu
Foto di atas juga saya ambil lagi-lagi di jalan lama, kali ini sudah jalur turun selepas Cemoro Sewu. Masya Allah, hijau!
indahnya alam Gunung Lawu
Perempatan, jika anda belok ke kiri maka akan menelusuri jalan baru yang berkelok-kelok letter S, tentunya agak landai tanpa turunan curam. Jika lurus, melalui jalan lama, lebih pendek satu kilometer dengan jalan menurun tajam, dan beberapa tikunga  tajam. Keduanya finish akhir di area menuju pintu masuk Grojogan Sewu.
Indonesia itu indah, salam rider.

Mengunjungi Jasa Suntik Shock Breaker di Palur

Bengkel Shock Breaker Jumino MW Palur

Dua minggu lalu kaki depan Jupiter MX kesayangan agak terluka, bleeding dikit, alhasil terdengar suara glodhak-glodhak  setiap melewati jalanan tidak rata. Sebenarnya shock breaker depan ini sudah beberapa kali saya bengkelkan di bengkel-bengkel terdekat, tapi ya balik bocor lagi setelah beberapa bulan. Mungkin karena rute yang sering dilalui menaik dan menurun tajam sehingga sering melakukan pengereman yang membuat sekok menjadi shock.

Shock Bocor

Akhirnya saya beranikan diri untuk menyuntikkan kaki depan motor kesayangan saya tersebut. Setelah tanya-tanya Pak Slamet, akhirnya beliau merekomendasikan ke Bengkel Shock Jumino MW yang berada di Palur, tepatnya sebelum kurleb 200 meter sebelum  rel kereta api jika dari arah Karanganyar Kota. Kebetulan saya jadi pelanggan pertama, jadi ga perlu antri, motor langsung digarap, wuzzz.

Si MX lagi digarap

Sembari menunggu motor digarap, saya kepoin keadaan sekitar. Di depan bengkel persis ada warung tahu kupat, sebelahnya lagi ada warung ayam goreng. Jadi kalau laper pas nunggu motor digarap bisa mampir-mampir nothol di situ. Tapi yang bikin betah itu, di samping bengkel ada pohon talok atau cerry jawa yang awoh lebat, tinggal petik langsung hleb.

Sekitar kurang lebih satu setengah jam motor digarap akhirnya selesai juga. Setelah dicoba testdrive sama pak Jum, akhirnya beres. Rp 70.000,- jumlah yang ditagihkan kepada saya untuk suntik shock, rinciannya sih katanya ganti seal dan olie. Setelah saya coba, yah lumayan lah daripada sebelum disuntik, jadi lebih empuk. Semoga saja awet.