Ng…judulnya overdeskriptif ya, hehehe. Padahal maksud saya cuma mau membedakan 2 versi kering tempe. Meski namanya kering, ada kan yang membuat dengan versi agak basah. Jadi semacam oseng tempe yang diiris tipis. Biasanya sih orang-orang sepuh lebih suka yang kering basah (ra mudeng karepmu wis, wong kering kok basah).
Jadi ceritanya, adik wedok sing uayu dewe besok mau berangkat KKN ke Boyolali. Si bungsu ini tipe anak rumahan, seumur-umur belum pernah jauh dari simboknya. Kalo KKN gini, ya mau nggak mau si genduk belajar pisah dari mboke.
Konon kabarnya, karena satu dan lain hal, rombongan KKN yang biasanya dimasakkan makanan oleh pihak desa, kali ini harus menyediakan makanan sendiri. Dengan kata lain, masak dewe. Biar nggak ribet disana, kita akhirnya berinisiatif mbawain sangu kering tempe sebagai persediaan lauk disana. Kering tempenya yang versi kering beneran, biar awet maksudnya. Sebenernya sih, saya nggak yakin akan keawetan si kering ini, mengingat peserta KKN adalah anak-anak muda yang lagi umur-umur semego, hihihi.
Ya sudahlah, singkat cerita hari ini berjibaku di dapur bikin kering tempe. Sekali lagi versi kering lho ya *ditimpuk cobek*
Resep :
Standarnya, kering tempe bahannya harus ada tempenya ya >.<
Tempe diiris tipis-tipis
Bawang putih, bawang merah, lombok, diiris tipis juga
Kacang tanah kupas, Teri asin
Bahan-bahan diatas digoreng terpisah sampai kering, sisihkan.
Gula merah disisir, garam secukupnya
Penyedap/Kaldu bubuk secukupnya (optional, saya gak pake)
Cara membuat :
1. Panaskan minyak diatas wajan, masukkan bawang putih, bawang merah dan lombok goreng. Tambahkan air, garam, kaldu dan gula merah. Aduk sampai gula larut dan mengental (membentuk gulali)
2. Masukkan tempe, kacang tanah dan teri, aduk cepat sampai rata.
3. Matikan api, biarkan sampai dingin di wajan.
4. Pindahkan ke toples bertutup rapat agar tidak melempem.
Setelah baca ulang, mungkin lebih pas kalo namanya kering tempe renyah ya… Ah, yowis, yang lalu biarlah berlalu *clink!*
Please follow and like us: