Ngidam baguette

Assalamualaikum, reader… *pura2nya ada yang baca*
Fuwaaaah, lama banget ga ngisi blog. Dikarenakan satu dan lain hal,  mood saya ngeblog – yang emang dari sononya ga netep – makin sirna. Salah satunya karena alhamdulillah, keluarga kami bakal nambah anggota lagi, calon si bungsu (kalo ga nambah). Dan morning sickness telah menumbangkan saya, membuat saya jadi mirip ulat menjelang pupa.
Ngomongin hamil, ga jauh2 lah dari hal populer yang mengiringinya, ngidam. Selain dari membuat saya ga berkutik dengan serangan mual dan lelah level ibukota, saya ga banyak pingin macem2. Cukup makanan2 kategori hot or spicy,  cukupan lah melewati ujian kerongkongan sampai lambung. Kecuali yang satu ini, saya kepingin garlic bread!
Sebelum bilang gampang, saya ini tinggalnya di pinggiran kota kabupaten di wilayah jateng, yang peha terdekatnya mesti ke solo atau minimal ke amplaz, jogja. Karena saya ini penganut paham pergi berdua dengan suami dan meninggalkan anak2 dirumah adalah salah satu perilaku egois, serta memaksa pergi jauh naik motor membawa 2 balita itu berpotensi menyiksa diri sendiri dan orang lain, yowis lah, saya ngalah. Tak gawe dewe.
Gugling resep garlic bread, sajaknya ga susah2 amat. Justru masalahnya pada si rotinya, dimana saya bisa dapat baguette? Lagi2 kepentok, akhirnya saya memutuskan mencoba bikin sendiri. Jadi,  alhadulillah, ga jadi ya sudah. Pokok udah nyoba 🙂
Saya dapat resep baguette ala baboubsa dari blog mbak amy pangestu (http://mamiko.blogspot.com//). Berikut resepnya.
Baguette
Bahan :
Tepung terigu 500gr
Garam 4gr
Ragi 10gr
Air 375gr
Cara membuat :
1. Campur semua bahan kering, lalu masukkan air 325gr lalu aduk hingga rata.
2. Istirahatkan 30 menit.
3. Uleni dengan metode slap and fold
4. Tambahkan sisa air dengan metode stretch and fold
5. Istirahatkan selama 1 jam dengan diseling stretch and fold setiap 20 menit.
6. Fermentasikab di kulkas selama 21 jam, dalam plastik beroles minyak.
7. Keluarkan dalam suhu ruang selama 1 jam.
8. Bentuk memanjang dan istirahatkan selama 45 menit.
9. Beri irisan di permukaannya, lalu panggang selama 15 menit pada suhu 250 dercel (karena oven saha kurang panas, ditambah 10 menit).
10. Angkat dari oven setelah matang dan berwarna kecoklatan.

Crispy almond and chocolate chips cookies

Cookies, kata ini menandai panjangnya pencarian saya atas cara yang benar membaca resep. Atau apa yang tak tertulis di resep. Pun, membawa saya lebih memahami tentang my kitchen mate, Oven.
Sebenernya saya selalu takut bikin cookies. Kenapa? Karena tulisan di resepnya gampang sekali. Iya, gampang sekali. DI RESEP.
Tulisannya cuma aduk campur dan sejenisnya. Oven sampai matang. Dinginkan. Ya ampun, inilah yang telah membuat saya terjebak, terperangkap, tenggelam dalam laut tak berkesudahan… (trus dilempar loyang)
Cookies pertama saya berakhir menjadi segumpal benda cokelat kering, pahit dan berbau hangus. Noooo…..!

Jadi ceritanya karena percaya letterlijk sama resep, saya masukin dough ke oven, pasang timer trus saya tinggal bermain sama Brissingr-nya Mas Pao. Setelah “ting”, ternyata si cookies udah bertransformasi sempurna menjadi adonan gosyong. Abis itu saya sadar, kalo manggang cookies itu mainnya feeling, bukan sekedar resep (ya iyalah…) Cookies-cookies berikutnya menandai pertarungan saya melewati rintangan, menuju resep yang paling iyes di lidah (lidah saya tentunya, hehe)
Nah, selera saya tuh sederhana aja, saya sukaaa banget sama cookies semacam goodtime, yang krispi, cokolati, dan yah…berasa goodtime. Sejauh ini menggugling, keknya kebalikan saya, kebanyakan orang suka cookies yang rada chewy. Apakah saya aneh? *sambil bawa peso*
Niat awalnya saya mau bikin drop cookiesnya anna olson, tapi berhubung foto hasilnya keknya juga semacam chewy, saya urung. Ganti resepnya dari blognya mbak Riana Ambarsari yang diadaptasi dari Ashley. Berikut resepnya :
Bahan :
 330 gram terigu protein sedang
1 sdt soda kue
1 1/2 sdt maizena
1/2 sdt garam halus
180 gram mentega, suhu ruang (aslinya dilelehkan)
180 gram gula halus (aslinya 200 gram gula pasir)
80 gr gula palem (aslinya 60 gram)
1 telur utuh
1 kuning telur
1 sdt vanilla essence (pasta vanilla)
220 gram Choco chips (aslinya 200 gr milk atau dark chocolate chips + 50 gr untuk garnish)
almond slices secukupnya untuk garnis
Cara membuat :
1. Ayak terigu, soda kue, maizena dan garam dalam mangkok, aduk rata.
2. Dalam wadah terpisah, aduk rata mentega, gula halus dan gula palem. Adonan akan menjadi halus dan creamy. Masukkan telur utuh, kuning telur, aduk rata. Tambahkan vanilla, aduk rata.
3. Tuangkan adonan basah ke adonan kering, aduk hingga rata dengan sendok kayu/spatula. Tambahkan choco chips. aduk rata.
4. Tutup dengan plastik wrp, simpan di kulkas minimal 3 jam (karena saya ketiduran sehabis tarawih, akhirnya baru besoknya adonan di oven, hihihi)
5. Keluarkan adonan dari kulkas, biarkan kurang lebih 10 menit agar mudah dibentuk. 
6. Bentuk adonan dengan tangan membentuk bulatan tidak sempurna sebesar
bola ping-pong, atau tergantung keinginan, letakkan di loyang kue
kering yang sudah dialasi silpat atau baking paper, beri jarak antara
adonan. (Batch pertama saya cetak pake scop es krim, jadi cookies raksasa yang rada chewy. Batch kedua saya cetak pake ukuran sendok makan, jadi pas seukuran goodtime. Dua-duanya langsung dihabiskan anak-anak di hari pertama, jadi buat yang difoto blog ini adalah batch ketiga)
7. Pipihkan sedikit adonan dengan jari. Tidak perlu membentuk permukaan
yang sempurna
8. Panggang dalam oven yang sudah dipanaskan 180 derajat Celsius( ukuran scop es krim selama 13 menit. ukurn sendok makan 9-10 menit. Ukuran batch ketiga lebih kecil, matang di menit ke 7-8. Ini untuk hasil cookies yang krispi lho ya)
9. Keluarkan dari oven, dinginkan 10 menit, pindahkan cookies ke atas rak, biarkan dingin seluruhnya. Simpan dalam wadah tertutup. (Kalau sempat disimpan)
Kan mumpung ini awal Ramadhan, bisa buat persiapan cookies lebaran juga. Dan (lagi-lagi) mumpung awal ramadhan, saya sekeluarga mengucapkan,

Mohon maaf atas segala khilaf yang disengaja maupun tidak, serta selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.Semoga selepas Ramadhan, kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi, aamiin.

 Sekian food corner kali ini, Happy baking ^____^
 Eh, kalo ada yang heran kenapa saya pake loyang cheesecake teflon, itu karena abis pindahan bulan lalu, saya kehilangan baking paper, dan belum sempat lupa beli lagi, makanya gantinya pake loyang teflon, hehhe