FreeTalk : Third Pregnancy

Sapu-sapu blog….
Berapa lama ya blog ini ditinggalin penghuninya? Hihihi, terakhir posting saya tertanggal tahun lalu, tepat sebulan sebelum si testpack menunjukkan garis merah dobelnya. Ya, tepatnya sih saya mau nyalahin datangnya kehamilan ketiga ini atas kemalasan ngeblog (dan masak dan nyuci dan nulis dan belajar dan lain-lain).

                                                                                        gambar dari sini

Awalnya sih dengan status sudah tinggal di rumah, ga ngantor lagi, saya sudah menyiapkan segudang rencana, mau ini, mau itu, ingin ini ingin itu banyak sekali *baling-baling bambu* *eh*. Tapi semua hilang dan tak ada bekasnya sejak suatu pagi saya menemukan sesuatu yang telah lama pergi : morning sickness….
Sebagai ibu dua anak yang mengalami kehamilan ketiga, awalnya dengan jumawa saya mengira bahwa kehamilan ini akan berjalan paling smooth, santai kayak di pantai, udah yang ketiga gitu loh… Gejala apa sih yang belum pernah saya rasakan sebelumnya? Meh…enteng mah hamil tuh.
Ternyata, sebagaimana tidak ada dua individu yang sama, kehamilan ini pun jauh berbeda dengan kehamilan kakak-kakaknya. Dari pagi sampai pagi saya tepar, membuka mata di jam sepuluh pagi serasa harus lari keliling stadion 4 kali bolak-balik (oke, oke saya lebay…tapi pokoknya uabot rek….)
Bahkan sebuah blog yang awalnya akan saya dedikasikan sebagai catatan si bayi selama di perut, menganggur tanpa guna, hanya tinggal nama, hahaha… Yasudahlah ya, bumil ga boleh dipaksa kan ya… harus bahagia, biar bayinya tumbuh sehat sejahtera 🙂
Bagitulah, postingan ini menandai kembalinya netbook di tangan saya niat untuk berbagi cerita disini. Semoga semangat saya bisa terjaga, ga ngilang kemana-mana lagi, aamiin.

Ngidam baguette

Assalamualaikum, reader… *pura2nya ada yang baca*
Fuwaaaah, lama banget ga ngisi blog. Dikarenakan satu dan lain hal,  mood saya ngeblog – yang emang dari sononya ga netep – makin sirna. Salah satunya karena alhamdulillah, keluarga kami bakal nambah anggota lagi, calon si bungsu (kalo ga nambah). Dan morning sickness telah menumbangkan saya, membuat saya jadi mirip ulat menjelang pupa.
Ngomongin hamil, ga jauh2 lah dari hal populer yang mengiringinya, ngidam. Selain dari membuat saya ga berkutik dengan serangan mual dan lelah level ibukota, saya ga banyak pingin macem2. Cukup makanan2 kategori hot or spicy,  cukupan lah melewati ujian kerongkongan sampai lambung. Kecuali yang satu ini, saya kepingin garlic bread!
Sebelum bilang gampang, saya ini tinggalnya di pinggiran kota kabupaten di wilayah jateng, yang peha terdekatnya mesti ke solo atau minimal ke amplaz, jogja. Karena saya ini penganut paham pergi berdua dengan suami dan meninggalkan anak2 dirumah adalah salah satu perilaku egois, serta memaksa pergi jauh naik motor membawa 2 balita itu berpotensi menyiksa diri sendiri dan orang lain, yowis lah, saya ngalah. Tak gawe dewe.
Gugling resep garlic bread, sajaknya ga susah2 amat. Justru masalahnya pada si rotinya, dimana saya bisa dapat baguette? Lagi2 kepentok, akhirnya saya memutuskan mencoba bikin sendiri. Jadi,  alhadulillah, ga jadi ya sudah. Pokok udah nyoba 🙂
Saya dapat resep baguette ala baboubsa dari blog mbak amy pangestu (http://mamiko.blogspot.com//). Berikut resepnya.
Baguette
Bahan :
Tepung terigu 500gr
Garam 4gr
Ragi 10gr
Air 375gr
Cara membuat :
1. Campur semua bahan kering, lalu masukkan air 325gr lalu aduk hingga rata.
2. Istirahatkan 30 menit.
3. Uleni dengan metode slap and fold
4. Tambahkan sisa air dengan metode stretch and fold
5. Istirahatkan selama 1 jam dengan diseling stretch and fold setiap 20 menit.
6. Fermentasikab di kulkas selama 21 jam, dalam plastik beroles minyak.
7. Keluarkan dalam suhu ruang selama 1 jam.
8. Bentuk memanjang dan istirahatkan selama 45 menit.
9. Beri irisan di permukaannya, lalu panggang selama 15 menit pada suhu 250 dercel (karena oven saha kurang panas, ditambah 10 menit).
10. Angkat dari oven setelah matang dan berwarna kecoklatan.