Sebelumnya untuk yang tidak paham bahasa jawa, judul tulisan ini jika saya terjemahkan ke bahasa nasional menjadi “Gotong Royong Mendukung Dik Andri Sekolah Lagi”. Ya, anak sulung bernama lengkap Andriyanto ini sudah setahun nganggur, tidak melanjutkan pendidikan menengah, seperti biasa kekurangan materi yang menjadi musababnya. Alasan klasik di desa kami yang kebanyakan warganya berprofesi sebagai petani dan buruh.
Menghadapi salah satu contoh masalah di atas, beberapa orang, sebagian besar warga perantau, berinisiatif untuk bergotong royong untuk sekedar membantu biaya pendaftaran sekolah yang sekarang makin mahal saja. Metode yang kami pakai adalah dengan iuran suka rela, seikhlasnya dan sesempatnya saja. Pengumpulannya pun masih terbilang konvensional, dengan dititip secara tunai, atau melalui rekening yang khusus dibuka untuk kegiatan yang awal mulanya diberi nama “Jalur Surga”, entah nama ini masih dipakai atau tidak, saya sendiri lebih suka menyebutnya “Perantau Foundation”.
Alhamdulillah, setelah sekitar setahun berjalan, hari ini kami berhasil melunasi semua uang masuk sekolah dik Andri yang dananya kami kumpulkan dari saweran warga-warga kampung baik perantauan ataupun warga yang aware terhadap pendidikan warga kampung. Terus terang, ini adalah pencapaian yang luar biasa, bagaimana hanya dengan beberapa orang, tidak sampai sepuluh, setidaknya kami bisa mencegah seorang anak putus sekolah.
Walaupun sampai hari ini saldo kas menjadi nol, kami yakin tahun ajaran yang akan datang, akan selalu ada orang-orang yang peduli kepada kemajuan kampung kami tercinta. Ya, dengan gotong royong, bareng-bareng, ibarat lidi yang bersatu menjadi sapu akan mudah menyingkirkan dedaunan maka kami insya Allah akan mampu menyingkirkan keterbelakangan pendidikan di kampung kami.
Harapan itu masih ada, merdesa!